daftar isi
-
▼
2011
(181)
-
▼
Desember
(15)
- Tawon Penghusir Hama Pertanian
- Lubang Japang(Lobang Jepang)-Bukittinggi
- Jam Gadang-Bukittinggi
- Benteng Fort de Kock-Bukittinggi
- lima tradisi unik tahun baru di penjuru dunia
- Wisatawan Asing Makin Minati Indonesia
- Tips memilih buah segar
- Pantai Ujung Genteng-Pantai terindah di Jawa Barat
- Rumah sakit gajah pertama
- Daftar Universitas Kedokteran Hewan yang ada di In...
- [baru tau] Ada LALAT PENGHISAP DARAH..cek>>>>
- [video]..must see....
- asal, hukum, keutamaan dan manfaat siwak
- Bangga jadi Indonesia[Panser "Anoa" Buatan Pindad ...
- Kesibukan malaikat di surga[let's say Alhamdulillah]
-
▼
Desember
(15)
Sabtu, 31 Desember 2011
Tawon Penghusir Hama Pertanian
Tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk mengatasi hama pertanian. Profesor riset terbaru dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rosichon Ubaidillah, menemukan predator alami untuk mengatasi masalah ini, yakni pengembangan tawon parasitoid Eulophinae.
Eulophinae termasuk salah satu anak dari Eulophidae, super suku Chalcidoidea, dan bangsa Hymenoptera. Di dalam suku ini Eulophinae merupakan anak suku yang jumlah spesiesnya terbanyak kedua. Tawon ini berbentuk ramping dengan ukuran hanya 0,4-6 mm, warna maupun permukaan kulit mulai dari halus sampai berukir seperti kulit jeruk purut.
Ada ciri utama Eulophinae yang sangat khas, yaitu adanya ruas tarsus empat di mana kelompok lain hanya lima ruas. Serangga ini hidup di berbagai macam habitat, mulai dari pinggir pantai sampai pegunungan tinggi, bahkan kawasan bersalju.
Menurut sejarahnya, beberapa spesies Eulophinae diketahui sebagai agen pengendalian hayati dalam industri pertanian. Khususnya hama pengorok daun dari kelompok lalat. "Namun, belum ada catatan yang menyebut Eulophinae sudah dimanfaatkan di Indonesia sebagai pengendali hayati. Padahal bisa digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia pada tanaman," kata Rosichon dalam orasi di acara pengukuhannya sebagai profesor riset di Widya Graha LIPI, Jakarta, Rabu (21/12).
Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan penelitian Eulophinae lebih lanjut. Salah satu caranya dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai bidang taksonomi --sederet pekerjaan ilmu biologi yang berkaitan dengan pertelaan spesies, pemberian nama taksa baru dan klasisfikasi.
Nantinya, perluasan SDM ini bisa berdampak pada pendayagunaan fauna seperti Eulophinae sebagai agen hayati dan pengendali ekosistem. Eulophinae juga berpeluang menjadi komoditas istimewa dalam industri pertanian Indonesia.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar