Laman

daftar isi

Jumat, 07 Januari 2011

Jangan MARAH

google.com


Marah sering kali mengakibatkan suasana yang tidak enak. Salah satu sifat emosi ini tak perlu dihindari, tetapi Anda harus berusaha untuk meredamnya.

Siapa pun pasti pernah marah. Setiap orang memiliki cara berbeda untuk melampiaskan satu bentuk emosi ini. Ada yang dipendam, ada pula yang diumbar tanpa kontrol. Yang pasti, semuanya sama-sama meninggalkan jejaknya pada tubuh kita. Disadari atau tidak,pada akhirnya akan menimbulkan suasana yang kurang menyenangkan (tidak harmonis) di sekelilingnya.

Ahli kejiwaan dari Rumah Sakit Sahid, Jakarta, Dr Sylvia Detri Elvira SpKJ (K) menjelaskan bahwa kemarahan merupakan salah satu dampak yang terjadi akibat mengalami berbagai macam fenomena, antara lain kekerasan, kebencian, peperangan, dan agresivitas. "Kemarahan juga sangat berhubungan dengan masa lalu seseorang atau adanya trauma pada masa lalu,"tandasnya.

Sylvia menuturkan, kemarahan merupakan salah satu bentuk perasaan yang dialami setiap orang, dimulai sejak bayi sampai pada orang yang sudah lanjut usia. "Perasaan ini merupakan emosi dasar yang dialami semua orang,tak terbatasi oleh budaya,"tutur dokter yang juga praktik di RSCM ini. Kemarahan juga bisa dikatakan sebagai suatu perilaku, sebagai salah satu bentuk emosi, juga sebagai pengalaman. Sylvia menuturkan, kemarahan merupakan suatu perasaan yang menggebu atau emosi ketidaknyamanan, yang dipicu oleh luka hati yang nyata atau khayal, atau oleh suatu penghinaan.

Kemarahan biasanya dialami oleh suatu kondisi afektif yang dihayati sebagai suatu motivasi untuk melakukan sesuatu yang memperingatkan, mengintimidasi, atau merupakan suatu serangan terhadap ancaman atau tantangan. Dan juga merupakan bagian dorongan agresif, yang dapat diekspresikan sebagai letupan emosi, yang kemudian dapat berkurang kadarnya, pascapengekspresiannya tersebut.

"Kemarahan dapat pula diekspresikan secara tidak langsung. Di mana perbedaan yang cukup besar terlihat pada budaya Barat dan Timur meskipun ada pula pengecualian, di mana budaya Barat lebih bisa mengekspresikan rasa kemarahan," jelasnya.

Selain itu, kemarahan dapat membuat seseorang menjadi waspada terhadap ketidakadilan, frustrasi, tekanan dari lingkungan, dan dapat mengarahkan perilaku untuk mengoreksi, atau mengeliminasi situasi yang mengganggu rasa sejahtera. Juga dapat berfungsi sebagai adaptasi dan komunikasi dalam membawa atau memfasilitasi pemenuhan kebutuhan seseorang.

"Bila seseorang tidak mengungkapkan kemarahannya, maka yang terjadi adalah sikap apatis, yaitu salah satu bentuk ekspresi kemarahan," tutur dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Kekecewaan dan atau kemarahan adalah hal yang tidak terhindarkan dalam sebuah hubungan. Kemarahan bisa tertuju kepada pihak lain atau kepada diri sendiri. Dari adanya rasa kemarahan ini, maka ada baiknya agar kemarahan itu sebaiknya dikelola.

Psikiater dari Sanatorium Dharmawangsa Mental Health Clinic, Dr Heriani SpKJ (K), menuturkan, amarah merupakan ekspresi efektif normal manusia di samping gembira, sedih, kesal, kecewa, cemas atau takut. "Sumber kemarahan adalah pikiran atau persepsi akan suatu situasi," ujar psikiater dari Departemen Psikiatri FKUI ini.

Dalam kehidupan perkawinan, rasa kemarahan itu bisa saja muncul karena rasa kekecewaan, ketidakpuasan, dan lain-lainnya. Perselingkuhan misalnya, rasa ketidaksetiaan yang dilakukan salah satu pasangan, maka akan memancing rasa marah dari pasangan lain. "Meredam kemarahan bisa dilakukan dengan beberapa langkah di antaranya dengan relaksasi," paparnya.

Dijelaskan Heriani, teknik relaksasi bisa dilakukan selama 10-15 menit dengan melakukan pengaturan napas yang dilakukan secara perlahan atau dengan membayangkan suasana yang menenteramkan. "Bisa juga dengan mengganti pikiran negatif menjadi positif secara otomatis, misal ?mungkin dia terlambat pulang karena macet dan HP-nya low batt'," ucapnya.

Atau bisa juga mengalihkan rasa kemarahan dengan menyibukkan diri sendiri untuk melakukan kegiatan lain. Walaupun kemarahan ini bersifat manusiawi, jika amarah yang terjadi membawa dampak negatif terutama dalam hubungan rumah tangga, maka yang seharusnya dilakukan adalah dengan menyikapi kemarahan dan jangan pernah untuk menghindari rasa kemarahan.



sumber : www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...