Laman

Kamis, 02 Februari 2012

Indonesia akan membangun RS untuk Gajah

Rumah sakit khusus gajah mulai dibangun di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Pembangunan klinik khusus kesehatan dan perawatan gajah sumatera ini dilaksanakan Balai TN Way Kambas, Kementrian Kehutanan-RI, Kebun Binatang Australia dan Taman Safari Indonesia.

Kebun Binatang Australia menjadi pendonor utama pembangunan rumah sakit (RS) seluas 600 meter persegi. Selain RS gajah, mereka juga merevitalisasi tempat tinggal pawang gajah.

Pembangunan RS gajah dan revitalisasi fasilitas TN Way Kambas ditandi dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, selasa (31/1), di areal TN Way Kambas. Hadir dalam acara ini Program Development Manager Kebun Binatang Australia Laurie Pond dan Direktur Lembaga Konservasi Eks-situ Taman Safari Indonesia Tony Sumampau.
 
Pond mengatakan, Proyek pembangunan RS gajah yang terbesar di Asia Tenggara ini berlangsung dua tahun. “Kami memilih Way Kambas karena merupakan salah satu pusat penanganan gajah terbesar di wilayah ini. Populasinya (gajah) juga sangat besar” kata Pond.
 
Awalnya mereka hanya mendanai pembangunan RS. Namun,dalam perkembangan diputuskan untuk membenahi tempat tinggal pawang yang atapnya rusak dan tidak layak huni.
 
Bangunan RS gajah ini terdiri atas tiga lantai. Didalamnya terdapat tempat penampungan sementara bagi gajah dilengkapi gudang penyimpanan dan pengolahan pakan. Lalu, ada ruang operasi, laboratorium, dan kamar penginapan dokter hewan.
 
Pond berharap keberadaan fasilitas ini mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup gajah sumatera serta membangun relasi yang lebih baik antara gajah dan para pawang. “Kami sangat berharap RS gajah mampu mendorong kelangsungan populasi gajah” katanya.
 
Menhut menyambut baik pembangunan RS gajah ini. Ia berharap fasilitas ini selesai dalam waktu setahun.
Menhut juga berharap masyarakat disekitar TN Way Kambas dan di taman nasional lain di sumatera membantu melestarikan gajah yang populasinya kian menurunakibat alih fungsi lahan dan konflik dengan manusia. “Jangan ganggu. Tolong jaga habitat (gajah)” katanya.
 
Untuk mengurangi konflik manusia dengan gajah, Kemenhut memberikan Rp 50 juta per desa bagi 22 desa penyangga TN Way Kambas untuk program pemberdayaan warga. Mereka diharapkan tidak menggantukan mata pencahariannya di bidang pertanian yang menimbulkan konflik dengan gajah.
Kepala Balai TN Way Kambas Awen Supranata mengatakan, tekanan populasi manusia dan satwa peliharaan membuat gajah rentan terkena penyakit, terutama cacingan.




Sumber: koran kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...