Para peneliti dari University of Missouri, Amerika Serikat, menemukan
buaya prasejarah yang pernah hidup sekitar 90 juta tahun yang lalu.
Buaya yang dikenal dengan nama Shieldcroc adalah nenek moyang buaya
modern.
"Aegisuchus witmeri
atau Shieldcroc yang ditemukan di Afrika adalah nenek moyang paling
awal dari buaya," kata Casey Holliday, Asisten Profesor Anatomi di
University of Missouri School of Medicine, seperti dikutip dari Science Daily, Rabu (1/2).
Ia
mengatakan Shieldcroc adalah penemuan terbaru dari spesies buaya yang
hidup di Cretaceous akhir. Menurut Holliday, periode ini merupakan
bagian dari era Mesozoic, yang disebut sebagai zaman dinosaurus. Namun,
banyak penemuan-penemuan terbaru yang menyebut era tersebut sebagai
zaman buaya.
Berdasarkan analisis terhadap pembuluh darah
jaringan parut pada tulang, buaya tersebut memiliki struktur menyerupai
perisai di atas kepalanya. Bagian penyok dan benjolan pada tulang
menunjukkan pembuluh darah mengirimkan darah pada gundukan kulit yang
melingkar, sesuatu yang belum pernah ditemukan pada buaya.
Menurut
Holliday, perisai itu mungkin saja digunakan untuk menarik pasangan dan
mengintimidasi musuh, atau bisa juga sebagai pengontrol suhu kepala.
Selain
itu, Holliday menganalisis tengkorak dan otak Shieldcroc untuk
memperkirakan ukuran keseluruhan reptil. Ia mengatakan para ilmuwan
sering menggunakan ukuran kepala binatang untuk memperkirakan panjang
totalnya. Holliday bersama Nick Gardner, rekan penelitiannya, mengatakan
spesimen tersebut memiliki kepala sepanjang 1,5 meter dan panjang
totalnya 9,1 meter.
Ia melanjutkan, meski buaya tersebut hidup
lebih dari 90 juta tahun lalu, para ilmuwan dapat menggunakan informasi
untuk lebih memahami buaya di zaman modern.
"Buaya hari ini
hidup di delta dan muara, yaitu lingkungan yang berada di bawah tekanan
maksimal dari aktivitas manusia. Dengan memahami bagaimana nenek moyang
hewan-hewan itu punah, kita bisa mendapatkan wawasan untuk melindungi
dan melestarikan ekosistem yang vital bagi buaya modern," ujarnya.
(Science Daily, KR)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar