Kemampuan bayi untuk menganalisa sungguh luar biasa. Mereka mampu memperhitungkan kemungkinan suatu kejadian yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Dengan menggunakan sebuah model komputer, para peneliti dapat memprediksi dengan akurat apa yang bayi ketahui tentang suatu kejadian apabila diberikan informasi tertentu. Selain bermanfaat dalam rekayasa kecerdasan buatan yang akan dapat bereaksi dengan tepat, studi ini juga menunjukkan betapa cerdasnya otak bayi.
"Terlebih lagi, studi ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan bayi terhadap benda-benda bukan hanya berdasarkan perasaan saja. Tetapi berdasarkan nalar probabilistik yang rasional," kata Josh Tenenbaum, ilmuwan kognitif di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Para peneliti merancang video yang rumit ditonton anak berusia satu tahun. Dalam video itu, sekelompok benda berlompatan dalam sebuah pagar dengan satu pintu keluar. Kemudian, penghalang berwarna biru muncul, menutupi area di dalam pagar tersebut. Setelah itu, salah satu benda meluncur keluar melalui pintu, sementara gambar di layar menampilkan benda apa saja yang masih tersisa.
Kemungkinan sebuah benda keluar tergantung pada banyak faktor seperti, berapa jumlah dari setiap benda yang ada, berapa lama benda-benda itu tertutup penghalang, bagaimana pergerakan benda-benda itu, dan di mana posisi benda itu terlihat oleh bayi. Untuk menebak apa yang akan terjadi, bayi harus menyerap semua informasi yang ada.
Ternyata, bayi memiliki kemampuan itu. Kinerja mereka pada tes tersebut sesuai dengan model komputer yang diberikan informasi yang sama. Ini menunjukkan, menurut Tenenbaum, kemampuan nalar sudah berkembang sejak dini. "Otak bayi, bahkan sebelum mereka bisa berjalan dan berbicara, telah mengembangkan model rasional yang logis mengenai apa yang terjadi di dunia," tambah Tenenbaum.
Secara teoretis, penelitian dengan menggunakan model probabilitas untuk mempelajari bagaimana bayi berinteraksi dengan dunia dapat membantu para peneliti dalam memahami apa yang terjadi saat ada masalah, seperti gangguan perkembangan pada autisme. (Sumber: LiveScience)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar