Laman

Minggu, 17 April 2011

Cerpen-Chapter 2

Bunga Layu
Oleh : ie-ants A


Pagi itu aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Pergi bersama teman-teman seperjuangan yang menurutku hari ini amat menyiksa kesabaran kita. Banyak teman-temanku yang mengeluh tentang sistem seperti ini. Mereka banyak yang ingin langsung masuk ke penjurusan, sesuai yang dipilih pada waktu tes tersebut. Aku termasuk salah satu diantara mereka, kadang-kadang aku merasa jenuh, capek dan pusing dengan mata kuliah yang diberikan. Tapi saya akan berusaha semampunya dan akan menerima konsekuensinya. “Enjoy it, kita kan sudah tahu kalau ada sistem seperti ini waktu daftar. Ya sudah jalani aja dulu dan ikuti sistem mereka.” itu kata-kata yang selalu saya keluarkan kalau ada teman saya yang mengeluh. Bukan berarti saya sok bijak atau apa, tapi apa gunanya kalau kita ngeluh mulu sepanjang waktu.

Saat ini masa-masa yang sangat sulit bagi mahasiswa, yaitu UTS (Ujuan Tengah Semester). Tak sedikit teman-temanku yang bergadang demi ujian besok. Mereka rela tidur jam 1 pagi hanya untuk mengulang pelajaran mata kuliah mereka. Belum lagi yang ikut bimbel sana-sini, yang menyediakan berbagai fasilitas-fasilitas pembelajaran demi mencapai IP (Indeks Prestasi) yang memuaskan. Kalau aku sih mendingan ikut tutor (belajar bareng) yang di asrama sama teman. Lumayan enak, ilmu masuk duit gak keluar(hehehe).

Akhirnya aku sampai di ruangan ujian. Ruangannya cukup besar, kira-kira bisa menampung 60-70 orang. Aku biasanya memilih bangku yang paling depan (tempat favorit, soalnya lebih konsentrasi untuk mengerjakan ujian). Hmm ternyata belum banyak yang datang, tapi dia kok tidak terlihat dimana ya? Paling dia telat lagi atau sesaat sebelum ujian dimulai dia pasti muncul. Semenjak kejadian itu aku agak menjauhinya. Aku masih mengingat kata-kata yang diucapkannya waktu itu dan berbuat demikian. Bukan kesal atau marah tapi aku tak ingin dia bosan melihatku.

Teman-temanku datang satu persatu. Sesaat ujian mau dimulai dia datang. Aku sudah menebaknya pasti dia datang sesaat ujian mau dimulai. Dia duduk di bangku sebelah belakangku dua bangku dari kanan.

Aku menoleh untuk melihat wajahnya, ada yang aneh. Matanya layu, tak seperti matanya yang dulu tajam dan menawan  yang membuatku terpikat dengannya. Garis di bawah matanya kelihatan seperti habis begadang. Ya aku pikir dia mungkin begadang semalaman, seperti teman-temanku yang lain. Sehabis ujian aku menunggu temanku di luar. Dia keluar lalu menoleh ke arahku sebentar lalu pergi lagi.

Sesampai di asrama aku makan di kantin di bawah (asrama ada tiga lantai, kantin ada di bawah di samping bekas kamar mandi). Kami bercerita banyak hal, mulai dari suasana kampus, soal-soal ujian yang tadi, sampai membahas cewek. Sehabis makan aku menunaikan shalat zhuhur berjama’ah di mushalla asrama yang terletak di lantai dua. Lalu ke kamar mau tidur siang. Tapi waktu ku lihat ada laptop nganggur, sepertinya main game aja pikirku.

Sementara empunya lagi tidur, ya udah langsung aku hidupkan laptopnya tanpa kupinjam terlebih dahulu (sudah biasa kok). Oh ya aku teringat satu hal, di dalam laptop kan ada foto dia. Aku Iseng-iseng aku cari file fotonya dan untungnya tak sulit untuk menemukannya.

Subbhanallah, gumanku di hati. Dia terlihat cantik, apalagi pas senyum. Aku tertawa ketika melihat foto-fotonya yang lucu (narsis). Beda dengan yang tadi pagi, wajahnya terlihat murung, tidak ada senyuman di wajahnya. Kepala ku masih berpikir apa yang sedang terjadi dengannya. Lihat saja esok hari, mudah-mudahan dia tersenyum kembali.

Hari kedua ujian, aku duduk dan menunggu -nunggu kedatangannya. Menantikan senyumannya yang menentramkan hati siapapun. Lamunanku buyar karena seseorang lewat di sampingku, oh ternyata dia. Waktu dia berbalik arah, tak sedikitpun tanda dia akan tersenyum. Masih sama seperti kemarin. Terlihat murung dan tak akan muncul sinar tawa darinya.

Begitu hari-hari selanjutnya, dia tetap terlihat murung.

Wahai bidadari ku, mengapa kau terlihat murung. Mengapa matamu terlihat sedih. Mengapa bibirmu kaku membisu. Apakah yang telah terjadi padamu?. Kemana aura ceria mu yang ingin aku lihat. Kemana tatapan matamu yang selalu menawan. Kemana senyum mu yang membuat rasa letihku hilang. Kemana..kemana semua itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...