Laman

Selasa, 08 Februari 2011

Cerpen-Chapter 1

SORE ITU
Oleh : ie-ants A




Sore itu, hujan turun dengan lembut. Setitik demi titik air terkumpul di genangan jalan. Aku melangkah menelusuri jalan ke asrama ku, Tak terasa waktu begitu sangat cepat. Pagi-pagi ku bangun untuk berangkat kuliah sekarang sudah sore. Rasa letih dan lelah sehabis kuliah menumpuk di bahu. Tapi semua terasa hilang karna kembali teringat senyuman wajahnya di angan. Oh sungguh sangat indah ciptaan tuhan ini.

Setelah sampai, segera ku tunaikan shalat ashar. Astagfirullah susah sekali ku berkonsentrasi, hanya dia yang ada di kepalaku. Kucoba beberapa kali tarik nafas yang dalam untuk menenangkan diri. Setelah tenang ku mulai untuk shalat.

Kurebahkan diriku di kasur sambil mengingat kembali kejadian itu. Waktu itu, aku sekelompok dengan dia untuk membuat makalah. Jumlah kami tiga orang, dua orang perempuan dan aku sendiri yang laki-laki. Jujur aku tak bisa berkonsentrasi saat itu. Seringkali dia melemparkan senyum kepadaku, aku balas dia dengan senyum pula. Aku tak tahu apa arti senyumanya itu. Apakah dia suka padaku atau dia hanya senyum saja. Ah yang penting senyumnya itu indah.

Keesokan harinya, tepat jam 10 pagi aku tiba di tempat yang dijanjikan untuk menyelesaikan makalah itu. Hanya temanku yang datang, si dia belum datang juga datang. Aku bertanya kemana dia, temanku hanya menggeleng tidak tahu. “Aku sudah coba sms dia tapi enggak ada jawaban. Coba deh kamu yang sms !” katanya. Aku mencoba sms dia, tak berapa lama dia jawab bentar lagi. Tak sampai lima menit dia datang.

“Kan kebiasaan telat mulu !” kataku.
“iya deh, maaf!” pintanya sambil senyum.
Ah, aku jadi tak tega memarahinya.
“Gimana udah kelar?”
“Udah, nih tinggal di ketik aja !”

Aku mengetik makalah itu dengan menggunakan laptop temanku yang satu lagi. Tak sadar teman-temanku yang lain berdatangan ke tempat kami untuk mengerjakan hal yang sama.

“Eh yat, kamu disini juga?” kata Rahmat.
“Eh iya, kamu disini juga ya kalau gitu kenapa enggak bareng aja tadi?” balasku.
“Yee, kamu enggak lapor”.
“Ayo, silahkan dimakan!” kata Elli.
“Kapan kesininya?” tanyaku.
“Kemaren, Yat ambil aja tuh ada kerupuk tahu”.
“Ok, makasih”.
“Indah kamu juga ambil”.
“Ya, makasih”.

Aku melihatnya sambil makan kerupuk itu, dia menatapku sambil tersenyum dan tertawa. Aku juga ikut-iktu tertawa.

“Kenapa sih?” tanyaku.
Enggak” balasnya.

Kemudian aku melanjutkan mengetik untuk menyelesaikan makalah. Dia mendekatiku untuk melihat hasil ketikan ku di layar laptop. Ketika dia berpaling ke arah lain, ku geser duduk ku agak mendekat ke arah dia. Lalu dia balik arah lagi dan aku pura-pura mengetik (hehehehe).

Cie-cie, indah sama hidayat mesra sekali” celetuk Nisa.
Teman-teman yang lain pun ikut-ikutan. Aku menoleh ke arah Nisa sambil senyum-senyum manggut. Indah juga senyum. Lalu Indah mengatakan kata-kata yang membuatku agak sakit hati. Dia mengatakannya dengan pelan tapi terdengar jelas ditelingaku.

“Kita kan saling ketemu di fakultas, paling juga bosan” katanya.

Aku pun diam seribu bahasa, suasana yang hiruk pikuk jadi hening.

“Eh Yat udah kelar belum?” kata Rahmat mengalihkan pembicaraan.
“Eh ya bentar lagi” kataku lalu melanjutkan tugasku.

Setelah selesai aku pamit untuk pulang. Dan ini yang terakhir kali aku melihat senyumannya itu. Sambil melangkah pulang aku memahami kata-katanya itu. Apakah dia bercanda atau serius, ku harap dia hanya bercanda.

Adzan ashar pun berkumandang aku pergi ke mesjid untuk menunaikan shalat ashar. Setelah selesai aku berdo’a.

Ya Allah hamba hanya seorang manusia yang lemah, aku terlalu terpedaya dengan ciptaan-Mu. Sampai-sampai aku lupa dengan sunnah Rasulullah “Sayangilah seseorang karna Allah, mana tahu orang yang kita sayangi menjadi orang yang kita benci. Bencilah seseorang karna Allah, mana tahu orang yang kita benci menjadi orang yang kita sayangi”. Ya Allah bantulah hambamu ini untuk menjadi manusia yang betaqwa dan selalu berada di jalan-Mu. Amin tutupku dengan lirih.

Hatiku tak ada perasaan sakit hati lagi. Karna aku telah ikhlas mengasihimu, semata-mata karena Allah.
Sore itu, hujan turun dengan lembut. Setitik demi titik air berkumpul di genangan jalan. Aku melangkah pulang ke tempat tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...